Ayu seorang ibu rumah tangga beralamat di Jalan Stadion Duri kepada wartawan Ahad (23/1) kemarin mengeluhkan harga beras yang terus membumbung dalam sepekan terakhir ini.
‘’Sebelumnya hanya beras eceran Rp8.000 sekilo. Kini naik menjadi Rp12.000. Sementara penghasilan suami dari mencari karah-karah hanya antara Rp15.000 sampai Rp20.000 sehari. Biasanya suami bisa dapat duit untuk beli dua kilo beras, kini hanya bisa beli satu kilo saja,’’ keluh Ayu.
Sebagai keluarga prasejahtera, Ayu hanya bisa pasrah menerima kenyataan pahit ini. Yang bisa ia dan suaminya perbuat hanya terus berusaha sebisanya agar tetap bertahan hidup di tengah gonjang-ganjing harga keperluan pokok yang semakin tidak menentu.
Di Kota Minyak, Duri, yang mengeluh seperti Ibu Ayu sangat banyak. Jangankan yang ekonominya kelas menengah ke bawah, orang yang terbilang sudah mapan pun turut mengeluh.
‘’Setelah harga cabai melambung tinggi beberapa waktu lalu, kini tiba pula giliran harga beras yang naik tajam. Keluarga saya juga merasakan dampak kenaikan harga yang menggila ini. Biasanya, setiap beli beras 20 kg. Kini istri hanya beli 10 kilo saja. Karena banyak warga yang ekonominya pas-pasan di daerah ini, kita berharap Pemkab Bengkalis segera turun tangan mencarikan solusi,’’ ujar usahawan dan pemuka masyarakat Duri H Selamat Simamora Ahad (23/1).
Sejumlah pedagang beras di pasar Duri yang dihubungi mengaku terpaksa menaikkan harga jual beras karena harga beli mereka juga naik tajam dibanding sebelumnya. Contohnya untuk beras Mundam Super kemasan 10 kilogram. Biasanya hanya dijual Rp78.000. Kini naik menjadi Rp115.000.
Sementara itu, harga jual beras Anak Daro kemasan 30 kilogram terpaksa dinaikkan dari harga semula Rp 265.000 menjadi Rp340.000.(jrr)
Riau Pos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar